Etika Belajar di Perpustakaan

Diposting oleh Blogger Newbie on Jumat, 20 April 2012

Etika Belajar di Perpustakaan YOGYAKARTA - Kota gudeg ini memang gudangnya inovasi unik. Tidak hanya teknologi, keunikan juga terpancar dari inovasi-inovasi fesyen.

Salah satu contohnya adalah sandal sabut kelapa buatan empat mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini.   Hidayatun Nikmah, Ika Septiana Rahayu, dan Malik Abdul Azis dari jurusan pendidikan fisika serta Latifah Zuliyanti dari Jurusan Pendidikan Biologi memilih sabut kelapa sebagai bahan pembuat sandal, karena kelebihannya yang anti ngengat, tahan terhadap jamur dan pembusukan, serta lebih kuat bila dibandingkan dengan rami.

"Kami memilih sabut kelapa juga karena 100 persen bio-degradable dan ramah lingkungan," kata Hidayatun seperti dinukil dari laman UNY, Jumat (20/4/2012).

Keempat sekawan ini mengolah sabut kelapa menjadi sandal karena melihat peluang berkembangnya usaha produksi barang pakai bernilai seni di Yogyakarta. Tidak heran, selain sebagai kota pelajar, Yogyakarta juga dikenal sebagai kota tujuan wisata favorit di Tanah Air.

Proses pembuatan sandal sabut kelapa terbagi menjadi dua tahap yakni bagian atas (upper) dan bagian bawah (bottom). Malik menjelaskan, pertama-tama, pola desain sandal digambar pada selembar kertas. Kemudian, pola tersebut dipindahkan pada selembar coco fiber menggunakan tinta, dan dipotong menggunakan cutter. 

"Selanjutnya, kain pelapis dipasang pada bagian bawah upper part untuk menambah kenyamanan ketika dipakai, sedangkan bagian bawah dilapisi busa agar lebih tebal dan tahan lama menggunakan lem," kata Malik menjelaskan.

Setelah itu, sandal dijahit untuk memastikan tidak ada serat yang lepas ketika dipakai. Agar lebih rapi, bagian tepi sandal dilapisi kain sebelum dijahit. Kedua bagian sandal lalu digabung dengan memasukkan ujung-ujung upper part ke sela lapisan bottom part.

"Terakhir adalah finishing. Sandal dibersihkan dari sisa-sisa lem yang menempel dengan menggunakan karet kraft, membersihkan sisa-sisa benang, serta menempelkan aksesoris," imbuhnya.

Inovasi Malik dan timnya ini berhasil didanai Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) tahun 2012.(rfa)

Kumpulan Informasi

Silahkan Like Halaman Fans Page Kami. Agar Kami Bisa Tetap Terhubung Dengan Anda Lewat Facebook Dan Dapatkan Informasi Unik dan Menarik Lainnya.

Artikel Terkait:

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar